Tampilkan postingan dengan label Fanfiction. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fanfiction. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 Januari 2014

Love Is Blind

0



Judul : Love Is Blind
Author :  FYA (@fya27)
Genre : Romance, family, tragedy.
PG/RATING : 15
Cast :
ü  Choi Hyun Yoo (Kang Hyun Yoo)
ü  All big bang member and 2NE1
ü  Lee Se Hyun

‘Cinta itu indah dan fleksibel! Dapat menjadi obat dari segala penyakit! Tapi juga dapat menjadi racun yang ganas dan mematikan!’
Love is blind story begins
Pagi nan indah. Matahari baru saja muncul dari persembunyiannya. Ia mulai menyebarkan senyumannya ke seluruh penjuru dunia. Senyum yang membawa kehidupan. Burung – burung terlihat bernyanyi di sarangnya mendendangkan lagu riang gembira, menyambut datangnya musim semi. Di sebuah rumah di pinggiran kota seoul terlihat sebuah rumah yang sederhana nan elok. Rumah yang tak terlalu besar, tapi cukup untuk sebuah keluarga kecil. Rumah yang terdapat taman yang cukup luas di bagian luarnya dengan dua lantai dan sebuah kolam ikan di pojok rumah. Dindingnya terbuat dari kayu yang di cat dengan warna biru laut. Warna kesukaan pemilik rumah tersebut. Terdapat bebrapa ukiran di atap dan jendela rumah yang di desain oleh penghuni rumah itu sendiri. Rumah yang tak terlalu besar, tapi damai dan menenangkan.
“Aaaaaaaaaaaa!!!! Oppa apa yang telah kau lakukan padaku semalam?” teriak seorang yeoja mendapati dirinya sedang naked bersama seorang namja di atas ranjang.
            “Hmmm? Kau ini kenapa lagi, eoh? Pagi – pagi sudah membuat keributan!,” tanya namja itu sambil mengucek – ucek matanya berusaha mengumpulkan nyawa – nyawanya.
            “Apa yang kau lakukan oppa? Kau sudah meniduriku semalam, eoh? Kau harus bertanggung jawab! Oppaku pasti tak akan melepaskanmu!” yeoja itu tertunduk lesu menyembunyikan air matanya yang jatuh.
            “Heh? Kau ini bicara apa? Kita kan sudah menikah kemarin? Kau lupa, eoh?,” namja itu terlihat kesal dengan kelakuan yeoja di depannya.
            “Ya! Kang Daesung kenapa kau tak mengatakannya dari tadi?” yeoja yang bernama Kang Hyun Yoo itu langsung mengusap air matanya dan melihat ke arah namja di sampingnya yang tak lain dan tak bukan adalah Kang Daesung yang baru saja menjadi suaminya setelah menikah kemarin.
            “Aisshh, Kau ini benar – benar pabo! Bagaimana bisa seorang artis terkenal sepertiku bisa menyukai yeoja pabo sepertimu, eoh?” Daesung membuang mukanya tak ingin melihat wajah Hyun Yoo yang sedang menatapnya.
            Oppa, mianhae! Aku lupa! Jangan marah ya!” Hyun Yoo menarik – narik tangan Daesung dengan manja berusaha untuk merayunya.
            Gwaenchana. Tapi aku mau ini dulu!” ucap Daesung sambil menunjuk bibirnya sembari tersenyum evil.
            “Eoh? Morning kiss?”
            “Kau tak mau? Ya sudah!”
            “Ani!”
            Hyun Yoo mendekat ke arah Daesung dan mencium bibirnya singkat.
****************
            “Hyung, bagaimana semalam? Sukses?,” tanya Seungri meledek Daesung.
            “Hmmm”
            “Kenapa Hyung? Kau tak berhasil melakukannya dengan Hyun Yoo? Ya maklum lah hyung dia kan masih umur 20 tahun. Jadi kau sabar saja ok? Bagaimana kalau aku memberimu beberapa pelajaran agar kau bisa sukses?,” bujuk Seungri.
            “Dengar baik – baik ya maknae yadong! Aku sudah melakukannya dengan Hyun Yoo semalam dan aku tak butuh pelajaran yadong darimu! Ara?”
            “Ne!” Seungri hanya manggut – manggut kecewa karena gagal mendapatkan murid.
            “Kenapa dia Dae?,” tanya Taeyang sambil menunjuk Seungri.
            “I don’t know hyung. Sepertinya dia sedang merekrutku untuk menjadi murid yadongnya!”
            “Jeongmal?,” tanya Taeyang tak percaya dengan perkataan Daesung sambil menahan tawa.
            “Ne hyung!”
            “Daesung-ssi, ini ada surat untukmu. Baru saja datang diantar oleh seorang yeoja!,” ucap Lydia sambil memberikan sepucuk surat beramplop hitam.
            “Ne, gomawo!,” ucap Daesung sembari tersenyum.
            “Surat apa itu Dae?,” tanya Taeyang penasaran lalu mulai mendekat untuk mengintip isi surat beramplop hitam itu dan tanpa nama pengirim. Aroma surat itu juga semerbak memenuhi seluruh ruangan.
“Surat yang misterius!” batin Dae.
            “Cepat buka hyung!,” ucap Seungri tak sabar yang tiba – tiba sudah berada di belakang daesung.
            “Hei kalian sedang apa? Serius sekali?,” tanya Ji Yong yang baru datang bersama Seung Hyun, Park Bom dan CL.
            “Daesung Hyung mendapat surat misterius hyung!,” jawab Seungri.
            Ji Yong, Seung Hyun, CL dan Bom pun langsung ikut merapat ingin mengetahui apa isi surat yang di dapatkan Daesung.
            ‘Ku tunggu kau di Namsan Tower jam tujuh malam. Datanglah atau kau akan menyesal seumur hidupmu!’ ~LSH
            “LSH?,” pekik mereka semua bersamaan. Lalu melirik ke arah Seungri dengan kompak.
            “A… aniyo Hyung, nuna, CL! Bukan aku pengirimnya!” keringat Seungri berjatuhan sejagung – jagung.
            “Kau yakin?,” tanya Ji Yong menyelidik.
            “Ne! mungkin saja dari VIP yang iseng? Iya bukan? “ elak Seungri.
            “Fans fanatik daesung oppa!,” tambah CL.
            “Mungkinkah?,” tanya Seung Hyun.
            “Nothing impossible,” jawab Bom.
            “Kau akan datang menemuinya kah Daesung?,” tanya Taeyang.
            “Ne, hyung! Sepertinya aku mengenali tulisan tangan ini! Dan aroma kertas ini tak asing untukku!,” jawab Daesung masih berpikir.
            “Apakah kau mau kami temani?,” tanya Ji Yong.
            “Ani hyung! Tak perlu!,” jawab Daesung mantap
************
 Namsan Tower at 7 pm
            ‘Terkadang hal – hal yang mustahil bisa saja terjadi dan muncul di depanmu di waktu yang tidak tepat. Saat hal itu datang kau akan sangat kesulitan untuk membedakan yang mana kenyataan dan yang mana mimpi. Jika kau terus terjebak di dalamnya, kau bisa gila! Dan hal terburuknya, kau bisa terbunuh olehnya!’
            Daesung masih menunggu dengan sabar di bangku dekat namsan tower. Sambil terus melihat detik demi detik yang berjalan di jam tangannya. Harap – harap cemas siapa yang akan datang menemuinya.
            “Daesungie? Kau sudah datang? Mianhae membuatmu menunggu lama!,” ucap seseorang dari belakang Daesung.
            Daesung menoleh ke belakang untuk melihat siapa gerangan orang yang telah mengiriminya surat misterius itu. “Se.. Se.. Hyun.. –ah?” ucap Daesung terbata – bata, tak percaya akan apa yang dilihatnya.
            “Ne. kenapa tatapanmu seperti itu apadaku? Seperti melihat hantu saja?”
            “Kau masih hidup?”
            “Ne, I’m here. I’m alive oppa! I’m still alive! Just for you!”
            Daesung terduduk lemas di atas rerumputan. Cahaya dari lampu – lampu taman seakan membias hatinya. Membakar jantungnya. Merenggut oksigen yang dihirupnya. Seolah tak percaya akan apa yang ada di depan penglihatnnya Daesung terus mengucek – ucek matanya yang sipit itu hingga membuatnya berubah warna menjadi kemerahan.
            “Daesungie, ini aku Lee Se Hyun. Kau tak merindukanku, eoh? Kenapa kau tak mendekat dan memelukku saja?”
            “Nuna, apa yang kau inginkan dariku?”
            Se Hyun memicingkan matanya, berusaha mencerna setiap kata yang baru saja di lontarkan oleh Daesung. “Aku ingin menagih janjimu! Kau bilang jika penyakit nort nodulemu itu sudah sembuh kau akan mengajakku menikah dan membina keluarga kecil bersamaku bukan? Sekarang aku ingin kau menepati janjimu itu!”
            “Mwo? Selama empat tahun nuna telah menghilang dari kehidupanku dan sekarang tiba – tiba nuna kembali dan meminta menikah denganku? Nuna sedang bercanda, eoh?”
            “Aniyo! Aku serius Daesung-ssi! Kau tahu kenapa kau bisa selamat dalam kecelakaan waktu itu? itu karena aku mengubah arah setirnya dan memposisikan truck itu agar mengenai diriku dan tak melukaimu. Oleh karena itu saat kita akan keluar menggunakan mobilmu aku berusaha keras agar kau membiarkanku yang menyetir. Kau tahu kenapa? Karena aku tak ingin kau terluka! Jadi aku membiarkan diriku sebagai penggantimu! Dan apakah kau tahu aku mengalami masa – masa sulit selama ini, eoh? Aku berusaha untuk tetap hidup dengan sekuat tenagaku. Tanpa ada seseorang pun di sisiku yang menyemangatiku. Kau pikir itu semua mudah eoh? Aku melakukan semua ini untukmu Daesung-ssi!” Se Hyun terduduk lemah di depan Daesung, menatap mata Daesung dalam. Tatapan matanya menyorotkan sesuatu yang menyakitkan, sangat menyakitkan membuat Daesung takut untuk membalas tatapannya.
            “Tapi nuna. Aku sudah menikah! Aku tak tahu kalau kau masih hidup. Bukankah dokter waktu itu mengatakan kau sudah mati, eoh?”
            “Ne, waktu itu dokter hanya berbohong. Dia melihat keadaanku sangat parah dan kemungkinanku untuk sembuh sangat sedikit. Selain itu dia juga melihat tak ada satu pun anggota keluargaku yang peduli padaku kecuali kau. Dia juga melihat sepertinya banyak yang menginginkan aku mati, jadi dia berusaha untuk menyembuhkanku secara diam – diam dan mengatakan padamu seolah – olah aku sudah mati agar tak ada yang mengangu proses penyembuhanku!”
            Daesung semakin merasa bingung mendengar apa yang dijelaskan oleh Se Hyun. Dia merasa serba salah. Di satu sisi Se Hyun adalah wanita yang sangat dicintainya dulu dan pernah mengisi ruang hatinya selama beberapa tahun. Se Hyun juga telah menyelamatkan nyawanya dan setia menemaninya saat dia sedang terpuruk karena penyakit nort nodule yang pernah di deritanya. Tapi di sisi lain dia juga mencintai Hyun Yoo. Hyun Yoo adalah satu – satunya yeoja yang ia cintai saat ini dan Daesung tak berniat untuk menyakiti hati wanita lagi. Setelah ditinggal pergi oleh Se Hyun, Daesung merasa hidupnya tak berguna lagi. Dunianya seakan runtuh san hancur. Tak ada lagi harapannya untuk hidup. Semuanay musnah tak bersisa. Setiap hari ia hanya minum – minum dan bermain – main dengan wanita untuk melampiaskan kesedihannya. Tapi setelah bertemu dengan Hyun Yoo dia seolah menemukan secercah harapan lagi. Daesung menemukan semangat hidupnya lagi. Hyun Yoo lah yang telah berhasil membuat Daesung bangun dari keterpurukan hidupnya dan semua anggota Big Bang sangat berterima kasih pada Hyun Yoo saat itu. mereka semua juga setuju dengan hubungan Hyun Yoo dan Daesung. Malahan yang membuat Daesung dan Hyun Yoo bisa semakin dekat adalah Hyung dan Dongsaengnya di Big Bang, karena Hyun Yoo adalah adik dari Choi Seung Hyun, salah satu member Big Bang.
            “A… Aku tak bisa nuna! Mianhae! Aku bisa memberikan apapun yang kau mau! Apapun itu, asal kau tak meminta cinta dan menikah denganku!” Daesung mulai berani membalas tatapan mata Se hyun yang sangat tajam dan menusuk itu.
            “Aku tak menginginkan apapun! Yang ku inginkan hanya kau Daesung-ssi! Jika aku tak dapat memilikimu maka orang lain juga tak boleh!” Se Hyun mendekat ke arah Daesung dan mencium bibir Daesung lama dengan cukup kasar. Meronta meminta balasan dari Daesung tapi Daesung malah meminta sebaliknya. Cukup lama bagi Daesung untuk menarik dirinya menjauh dari Se Hyun karena ternyata tenaga yeoja yang umurnya lebih tua tiga tahun darinya itu lebih kuat darinya.
            “Hyung?!,” pekik Seungri dari balik semak.
            “Omo! Oppa?!,” tambah Minzy yang juga ikut mengintip.
            Ternyata member big bang dan 2NE1 mengikuti mobil daesung dari belakang tanpa sepengetahuan Daesung. Mereka melihat semua kejadian malam itu dan hanya dapat melongo menatapnya. Tak peracaya akan apa yang dikatakan oleh penglihatan mereka. Seung Hyun hanya dapat menarik nafasnya dalam. Jika saeng nya mengetahui hal ini dia pasti akan sangat terluka dan kembali ke kebiasaanya dulu. Merusak setiap barang yang ada di rumah seperti orang gila!
Flashback
            Seung Hyun terus menatap Hyun Yoo, menatapnya dalam berusaha menenangkan perasaan saengnya dengan memeluknya lembut. “Oppa ada disini Hyun Yoo! Oppa disini! Kau tak perlu khawatir! Tak akan ada yang melukaimu lagi!,” ungkap Seung hyun sembari mengelus rambut Hyun Yoo lembut.
            Hyun Yoo terus saja berteriak tak jelas walaupun Seung Hyun sudah memeluknya. Ia merasa sangat bersalah pada kekasihnya yang meninggal karena dirinya. Choi Siwon, itulah nama namja tersebut. Mereka berdua akan menikah dalam beberapa hari ke depan. Tapi takdir berkata lain, Siwon mati tertusuk pisau pencuri yang berusaha merebut cincin pernikahan mereka dari tangan Hyun Yoo.
            Semenjak kejadian itu Hyun Yoo hanya bisa menangis dan terus menangis. Sesekali merusak barang yang ada di dekatnya dan berteriak tak jelas. Hyun Yoo hanya mampu duduk di pojok ruangan, memeluk lutunya dan memukul – mukul kepalanya sendiri. Dia merasa telah membunuh Siwon dan dia ingin dirinya mati untuk membayarnya. Tak jarang Hyun Yoo berusaha melukai dirinya dengan pecahan kaca dan pisau. Tak jarang juga ia keluar masuk rumah sakit karena ulahnya yang berusaha melukai pergelangan tangannya. Ia juga sering membenturkan kepalanya ke tembok dan memukul – mukulnya hingga menyebabkan gegar otak ringan di kepalanya sehingga ia sering lupa akan sesuatu yang baru saja dialaminya.
            Suatu ketika Seung Hyun datang ke rumah bersama Daesung karena kelupaan membawa handphonenya. Saat itulah Hyun Yoo bertemu dengan Daesung. Hyun Yoo yang awalnya melempari barang – barang ke tembok, langsung berhenti saat melihat senyuman maut Daesung. Senyum yang sering Daesung berikan kepada mangsanya agar mangsa tersebut bertekuk lutut kepadanya. Tapi senyum kali ini sedikit berbeda, senyumnya menenangkan dan meneduhkan hati Hyun Yoo. Seung Hyun hanya bisa tertegun melihat keajaiban itu. Dia yang memberikan pelukan lembut seorang kakak kepada adiknya saja tak berhasil membuat Hyun Yoo tenang. Tapi Daesung yang baru pertama kali dilihat oleh Hyun Yoo dan hanya tersenyum kepadanya, mampu membuatnya tenang dan damai. Semenjak saat itu semua berubah. Daesung dan Hyun Yoo semakin dekat dan mereka mampu melupakan trauma mereka masing - masing.
Flashback end
‘Cinta memberikanmu kekuatan yang dahsyat! Kekuatan yang mengerikan! Cinta membuatmu mampu untuk bertahan hidup! Namun tak jarang cinta membuatmu ingin mati! Membuatmu terbunuh karena CINTA!’
*************
Satu bulan kemudian  
Skandal dam foto ciuman Daesung bersama seorang wanita yang bukan istrinya dan lawan mainnya di suatu drama pun menyebar luas di internet, Koran dan tabloid. Berminggu – minggu hal tersebut menjadi trending setter dan hot topic. Ternyata saat Se Hyun bertemu dengan Daesung, ia membawa orang lain dan meminta orang lain tersebut untuk memotretnya dan memberikannya kepada media.
            Hyun Yoo yang ternyata sedang hamil menjadi stress dengan berita tersebut. Walaupun Daesung sudah berulang kali menjelaskannya. Namun sulit bagi Hyun Yoo untuk menerima semua penjelasan Daesung. Yang Hyun Suk sajangnim menyuruh Daesung untuk vakum dari kegiatan Big Bang selama beberapa saat sampai masalah ini selesai. Masalah ini benar – benar mencemarkan nama baik Daesung dan Big Bang. Media mengangap Daesung bukanlah namja yang baik dan artis yang patut di contoh karena telah bermesraan dengan yeoja lain padahal dia sudah menikah.
            “Chagiya, kau tak ingin makan?,” tanya Daesung lembut pada istrinya yang berbaring di kamar tidur terus – terusan dan tak beranjak dari tempat tersebut selama sepekan ini.
            Hyun Yoo hanya menggelengkan kepalanya. “Hyun Yoo-ah, kau harus makan! Apakah kau tak kasihan dengan bayi yang ada dalam kandunganmu itu, eoh?  Kau boleh membenci Daesung, tapi anakmu itu tidak salah apa – apa bukan? Kau harus makan Hyun Yoo!” Seung Hyun berusaha merayu saeng nya.
            “Oppa!,” panggil Hyun Yoo lirih saat kedua namja itu sudah menyerah untuk merayunya makan dan beranjak keluar dari kamarnya.
            “Aku ingin makan bersamamu oppa! Hanya berdua denganmu! Bisakah kau menyuruh Daesung oppa pergi dan meninggalkanmu bersamaku?,” pinta Hyun Yoo.
            Daesung memberikan piring makanan itu pada Seung Hyun lalu pergi meninggalkan Hyun Yoo dan Seung Hyun di kamar. Seung Hyun mulai menyuapi Hyun Yoo. Sendok demi sendok nasi telah masuk ke dalam mulut Hyun Yoo, hingga sendok ke terakhir pun telah berhasil di lahap habis semua olehnya. Namun tak ada pembicaraan sama sekali di antara mereka berdua. Keadaan hening dan sunyi. Hanya suara sendok yang bergetar di atas piring yang terdengar.
            Setelah menghabiskan makanannya dan meminum obat penguat janin itu karena dokter bilang kandungannya lemah karena terlalu stress, Hyun Yoo kembali menarik selimut menutupi tubuhnya dan tak memandang Seung Hyun smaa sekali.
            “Hyun Yoo, kau harus percaya pada Daesung-ssi! Dia tak kan mengkhianatimu! Aku tahu siapa dia! Percayalah!” Seung Hyun beranjak pergi meninggalakan Hyun Yoo. Namun, spontan Hyun Yoo memeluk kaki Seung Hyun dan menagis sejadi – jadinya disana.
“ Oppa! Aku benar – benar terluka! Hatiku benar – benar sakit! Bisakah kau tetap disini dan menemaniku hingga aku terlelap?,” pinta Hyun Yoo. Seung Hyun menganguk dan kembali ke tempat duduknya. Iya mengelus rambut dan ubun – ubun Hyun Yoo lembut berusaha untuk membuat ketenangan untuk adik tercintanya.
**********
6 bulan kemudian
Setelah beberapa bulan akhirnya rumor itu hilang di telan bumi karena tak ada bukti yang mampu menguatkannya. Daesung kembali aktif dalam kegiatannya bersama YG dan Big Bang. Hyun Yoo juga mulai melupakan masalah tersebut karena dia tak ingin membuat dirinya stress dan berpengaruh pada pertumbuhan janinya.
Drrt.. Drrt… Drrt… sebuah pesan membuat Handphone Daesung bergetar.
‘Sekarang istrimu tercinta ada di depanku. Kau mau aku membunuhnya sekarang atau menunggumu hingga datang dan menyaksikanku menghabisi mereka?’
Daesung langsung mengambil kunci mobilnya dan menelepon Hyun Yoo.
“Kau ada dimana?,” tanya Daesung setelah dapat terhubung dengan Hyun Yoo.
“Oppa, kau kenapa!,” tanya Hyun Yoo balik yang bingung mendengarkan suara Daesung yang kacau.
“Kau ada dimana?,” tanya Daesung kasar dan memaksa.
“Aku ada di rumah sakit sedang check up. Kau bilang kau tak bisa menemaniku jadi ya aku berangkat sendiri!”
“Tetaplah disana dan jangan kemana – mana! Aku akan menjemputmu!”
“Ne”
************
Hyun Yoo menunggu Daesung tak sabaran di depan rumah sakit. Kakinya menendang beberapa kerikil yang ada di depannya untuk menghilangkan kejenuhan. Hingga akhirnya Daesung keluar dari mobil berwarna hitam pekat di seberang jalan. Hyun Yoo melambaikan tangannya pada Daesung dan mulai menyeberang. Daesung menyuruh Hyun Yoo tetap pada posisinya namun Hyun Yoo tak mendengarnya. Daesung yang dihujam ke khawatiran tingkat tinggi langsung menyeberang untuk menyusul Hyun Yoo tanpa menghiraukan jalanan.
Braaaaaakk…………..
 Ciiiiiiiiiiiiiit……………
Suara mobil yang berusaha mengerem dan menghindari Hyun Yoo namun tak berhasil tepat waktu membahana.  Diiringi suara mobil yang menabrak Daesung dan membuat Daesung terpental hingga ke seberang tepat di samping Hyun Yoo dengan penuh darah di tubuhnya. Darah mengalir dengan deras dari pelipisnya. Seluruh tubuhnya luka – luka.
“Oppa!,” Hyun Yoo berusaha meraih tangan Daesung denagn sekuat tenaganya. Berusaha menarik tubuhnya denagn terseok – seok mendekat ke arah Daesung yang berlumuran darah di sekujur tubuhnya. Hyun Yoo tak mempedulikan  darah yang keluar dengan deras dan membasahi seluruh kakinya. Ia terus berusaha menuju ke temapat Daesung dan mengengam tangannya hingga berhasil. Bulir – bulir air panas pun mulai jatuh membasahi pipi Hyun Yoo.
“Hyun Yoo, sarangahae!,” ungkap Daesung dengan terbata dan segenap sisa kemampuannya.
“Nado, sarangahae oppa!”
Prok prok prok….. “Kisah Cinta yang mengharukan sekali !” seseorang keluar dari mobil yang tadi menyerempet Hyun Yoo.
“Dari dulu hingga sekarang kau selalu bodoh Daesungie! Kau tak pernah berubah! Kau selalu
rela mengorbankan apapun untuk oranmg yang kau cintai! Aku sangat terharu sekali! and I’m proud of you!”
“Se hyun nuna?”
“Kau ingin tahu kenapa aku melakukan ini bodoh?” Se Hyun mendekat ke Daesung dan menyingkirkan tangan Hyun Yoo kasar dari Daesung.
“Itu semua karena aku ingin membalaskan dendam adikku! Kau ingat gadis kecil yang membawakanmu boneka doraemon kecil saat jumpa pers kalian tahun 2007? Lalu kau terharu melihatnya dan mengambil boneka doraemon itu darinya lalu menorehkan tanda tanganmu disana dan memberikan boneka itu kembali pada anak kecil itu. Dia adalah adikku! Dan dia sekarang sudah mati karenamu! Kau tahu kenapa? Karena dia di bunuh oleh fans – fans fanatikmu! Dai dibunuh hanya karena tak mau memberikan boneka doraemon kecil yang tertorehkan tanda tanganmu disana! Ia sangat mencintaimu dan tak mau memberikannya pada mereka! Kau tahu itu, eoh? Kang Daesung!” Se Hyun menginjak tangan Hyun Yoo yang berusaha mengengam tangan Daesung kembali.
“Apo!” Hyun Yoo menjerit kesakitan. Meronta meminta tangannya dilepaskan. Namun Se Hyun tak menggubrisnya. Dia masih fokus pada ceritanya kepada Daesung.
“Lepaskan dia nuna!” Daesung memelas, memohon kepada Se Hyun yang berdiri di depannya.
“Hanya karena adikku tak mau memberikan boneka doraemon itu! mereka membunuhnya, memutilasi bagian – bagian tubuh mungilnya lalu membawa pergi boneka doraeomon itu! Dan aku? Aku hanya bisa mendengar teriakan adikku yang menyayat hatiku ketika mereka mulai memutilasi tubuh adikku dengan gergaji mesin hingga dia mati. Aku tak bisa menyelamatkannya karena ruangan itu mereka kunci, aku hanya bisa menunggu dan terus menunggu sambil mendengarkan lagu sedih teriakan adikku! Aku sangat bodoh bukan? Kau tahu betapa terpuruknya aku saat mendapati satu – satunya keluargaku mati dengan cara yang sangat menggenaskan seperti itu? bisakah kau membayangkan bagaimana perasaanku? Bisakah kau memutar balik waktu dan tak memberikan tanda tanganmu pada adikku sehingga dia tak akan mati? Bisakah kau melakukannya Kang daesung??” Se Hyun melanjutkan kata – katanya dan meninggikan suaranya di akhir kalimat. Ia menekan injakannya pada tangan Hyun Yoo dan yeoja itu hanya bisa meringis kesakitan.
“Nuna, bisakah kau menghentikannya! Kau tak melihat semua orang mengerubungi kita?” Daesung memelas dan memohon kepada Se Hyun.
“Peduli apa dengan mereka semua yang ada disini? Huh? Apakah mereka juga peduli dengan nasib adikku saat itu atau mengasihaninya sedikit saja? Fansmu itu sungguh kejam!”
“Lalu kalau memang mereka yang melukai adikmu kenapa kau tak bunuh saja mereka? Kenapa kau menganguku dan menyakiti orang yang aku saying?”
“Aku sudah menghabisi mereka semua dan aku tak ingin kau hidup bahagia sedangkan aku menderita!”
Terlihat gerombolan orang – orang mulai membuka jalan saat polisi datang bersama member Big Bang dan 2NE1. “Se Hyun-ssi, anda ditangkap karena telah melakukanbanyak tindak kriminal! Ikut kami sekarang juga dan silahkan jelaskan semuanya di kantor polisi!” polisi membawa Se Hyun pergi dan Se Hyun memberikan senyum masam yang mengerikan kepada Daesung sebelum ia benar – benar menghilang bersama polisi – polisi itu.
“Daesung –ah? Kau tak apa? maaf kami terlambat!,” ucap Ji Yong.
Daesung melihat kepergian Hyun Yoo bersama Seung Hyun dengan nanar. Seung Hyun menggendong adiknya masuk kembali kedalam rumah sakit itu. Dan petugas rumah sakit itu mulai keluar dan membawa Daesung yang sudah mulai kehilangan kesadarannya.
Daesung menjalani operasi setelah petugas membawanya masuk ke dalam. Namun operasi itu tak berhasil dan dia meninggal di meja operasi. Sedangkan Hyun Yoo, anaknya terpaksa harus lahir dengan lebih cepat, sehingga bayi itu harus lahir premature melalu operasi Caesar. Hyun Yoo pun meninggal di meja operasi ketika melahirkan bayinya. Little Dae yang berjenis kelamin yeoja itu pun lahir dalam keadaan yatim piatu. Seung Hyun yang merasa iba padanya mengangkatnya sebagai anaknya dan Park Bom, yang selama tiga tahun pernikahan mereka, park Bom belum juga hamil. Seung Hyun memberi nama little dae itu, Choi Dae Hyun. Gabungan dari nama Daesung dan Hyun Yoo. Ia juga memberikan marganya kepada bayi itu karena ia tak ingin kelak anak itu merasa berbeda dengan anak – anak Seung Hyun lainnya dan Seung Hyun meminta Park Bom dan semua member Big Bang dan 2NE1 untuk tak mengatakan apapun pada Dae Hyun nanti dan tak membahas hal ini lagi karena tak ingin membuat Dae Hyun terluka nantinya.
 “Lupakan saja ini semua! Anggap tak pernah terjadi! Jangan pernah mengungkit – ungkitnya lagi! Ara?” ucap seung Hyun mantap dengan keputusannya.
“Ne!” jawab mereka semua kompak.
‘Hal terindah dari cinta adalah lahirnya seorang bayi yang merupakan kesatuan dari dua orang yang saling mencintai!’
Love is Blind Story ends
************
                                          

Sabtu, 07 Desember 2013

Senin, 11 November 2013

Playboy Cap Odeng

0



Genre : Comedy, Romance
Rating : T
Cast :
-          Kwon Ji Yong
-          Song Hyen Soo
-          Lee Ha Yi
 Yeoboseyo[1]?”
            Ji Yong segera mengeluarkan suara emasnya untuk membuka percakapan. Suara yang sebenarnya lebih fals dari suara kentutnya.
            “Ngapain kamu telpon – telpon aku lagi? Kamu itu udah nyakitin aku tahu nggak!”
            Ha Yi marah – marah dan meluapkan segala hal yang selama ini menganggu hatinya. Ji Yong telah menduakannya dengan Hyen Soo. Hatinya sangat sakit sekali. Bahkan lebih sakit dari di hujam seribu tombak, lalu di siram dengan solar dan akhirnya di bakar hidup – hidup.
            Please, Give me one minute!”
            Ji Yong mengucapkannya dengan ekspresi yang di lebih – lebihkan. Bibirnya sedikit ia kerucutkan ke depan. Rambutnya ia rapikan. Poninya ia sama ratakan dan tak lupa bajunya ia benrakan. Ia menelepon Ha Yi sambil berkaca dan bergaya ala Brad Pitt yang lagi jadi model iklan. Namun sayang, Ha Yi tak dapat melihat ekspresi wajahnya yang menurutnya lebih tampan dari Brad Pitt, lebih unyu dari Justin Bieber dan lebih berkelas dari PSY.
            “Kamu mau ngomong apa lagi, sih?”
            “Aku…Cuma…”
            “Cuma apa? Udah jelas – jelas kamu itu selingkuh sama temen deket aku. Sakit tahu nggak sih loe? Menusuk!”
            Ha Yi langsung memutar lagu di laptopnya dan menyambungkannya di sound yang berada di pojok kamarnya. Ia menyalakan lagu Lies Big Bang dan memutar volumenya pada tingkatan yang paling ekstrem.
 Yeah (Cinta adalah kesakitan)
 Dipersembahkan tuk semua orang yang membuatku patah hati.
Yang lama berkobar, hanya meneriakan namaku
 Dan aku begitu muak akan lagu cinta.
Yeah, Ku benci lagu cinta sialan. Kenangan kita…
Kebohongan
Big Bang Lies
            “Aku cuma mau bilang….”
            “Mau bilang apa sih?”
            “Aku cuma mau bilang kalau aku bisa dapet nelpon gratis satu jam setelah nelpon satu menit. Dan sekarang sudah lebih dari semenit!”
            Aigoo[2], kau ini memang hanya Playboy cap odeng[3]!”
            Seketika lagu 2ne1, I don’t care langsung terdengar di telinga Ha Yi. Lagu itu di putar oleh Ji Yong dengan keras, membalas apa yang di lakukan Ha Yi tadi.
            “Sudah dulu ya, aku mau telpon Hyen Soo dulu. Nanti malem aku mau ke Myeongdong sama dia soalnya. Bye Bye! Saranghae[4]!
            Deg..
            Jantung Ha Yi terasa berdetak lebih kencang ketika mendengar Ji Yong mengatakan ‘saranghae’. Ia seolah ingin berteriak dan menyuarakan kepada dunia jika saat ini ia sedang sangat bahagia. Rasanya seperti ngebelah atmosfer berlapis-lapis, meluncur bareng namja[5] manis, dan dapet wisata gratisan ke Paris.
Namun hal tersebut tak berlangsung lama. Ketika ingatan akan dirinya yang di khianati oleh Ji Yong kembali muncul di benaknya. Wajah bahagianya langsung menghilang di telan dinginnya salju di luar.
            Kita dulu itu ibarat awan mendung yang membawa titik-titik hujan. Aku adalah awannya. Yang menyediakan tempat berlindung untukmu sebagai air hujan. Sekalipun terkadang rasanya berat dan sesak membawamu pergi kemana - mana, tetapi aku tak pernah mengeluh. Aku senang bisa selalu mendekapmu dan dibuat seolah akan hidup selamanya denganmu.”
Dan engkau adalah hujan. Yang muncul dari daerah antah berantah, membawa banyak harapan palsu yang bodohnya selalu ingin ku dapatkan dan ku genggam dengan erat. Kamu terasa dingin sekaligus hangat. Keras namun juga lembut. Sayangnya kamu tak pernah bisa digenggam, selalu berdalih ingin mencari kebebasan.”
“Dan saat sang waktu bertiup membawa ke manapun kita mau, kamu tiba-tiba pergi. Jatuh dengan bebas ke bumi. Tanpa menoleh untuk sekedar melihatku dan sepatah kata perpisahan. Hampa sudah aku rasanya, tak ada lagi engkau yang bisa selalu ke dekap dan ku bawa bersama diriku.”
“Aku sendirian... Namun begitu waktu kembali meniupku, aku sadar... aku menjadi awan yang putih dan ringan. Yang bahagia di antara sinar mentari. Namun bayangan tentangmu masih teringat jelas di memori otakku. Aku… yang telah membiarkanmu jatuh entah ke mana di pelukan bumi, merelakanmu memberikan harapan baru pada orang lain.”
*****
            Hari ini Ji Yong mengajak Hyen Soo untuk untuk pergi ke Hello Kitty Café di daerah Sichon yang letaknya tak jauh dari kampus Yonsei.
            Awal mereka masuk ke dalam, mereka di sambut dengan segala pernak – pernik yang berbau Hello Kitty yang berada di depan pintu masuk yang terbuat dari kayu. Begitu masuk ke dalam, boneka-boneka kucing ini sangat mendominasi pengaturan ruangan. Hello Kitty adalah tokoh kartun kesayangan Ji Yong, oleh karena itu ia sangat senang jika makan di tempat tersebut
Ji Yong mengajak Hyen Soo untuk duduk di salah satu tempat duduk yang berada di pojok ruangan di dekat jendela.
Ji Yong menarik kursi untuk Hyen Soo seraya menyunggingkan senyum yang sangat manis kepadanya. “Gomawo[6],” ungkap Hyen Soo seraya tersenyum. Deretan giginya yang berjajar rapi terlihat manis.
“Kamu mau pesan apa?” tanya Hyen Soo begitu daftar menu tiba di mejanya dan Ji Yong.
“Kue, sandwich, kopi, tiramisu sama yoghurt.”
Mata Hyen Soo membulat lebar. “Mwo? [7]Yakin tuh?”
Ji Yong mengangguk dengan penuh semangat. Giginya yang berjajar tidak rapi, karena ada satu siung di jajaran gigi serinya terlihat.
“Aku Mocha sama sandwich aja deh,” pinta Hyen Soo pada pramuniaga kedai.
“Eh nama panjang kamu itu Choi Hyen Soo bukan sih?”
Ne[8], emang kenapa?”
“Tapi kok, setiap aku search di google yang keluar pasti ‘maaf, mungkin
maksud anda Bidadari’”
Hyen Soo menyeringai, pipinya menyemu merah bak kepiting rebus.
“Ah, kamu bisa aja, oppa!” ungkap Hyen Soo menyenggol lengan Ji Yong.
“Kamu tahu gak kenapa bidadari itu punya sayap?”
“Nggak tahu, emangnya kenapa?”
“Soalnya kalo bidadari gak punya sayap, pasti bakal susah banget
ngebedainnya sama kamu.”
“Ah, oppa jangan gombal mulu deh! Aku kan jadi malu!”
Brak..
Hyen Soo mendorong tubuh Ji Yong dengan tenaga kudanya hingga ia terjungkal dan jatuh mencium lantai.
 “Ah, oppa mianhae[9]!” Hyen Soo membantu Ji Yong untuk bangun dan kembali ke tempat duduknya.
“Maaf ya, oppa!” Hyen Soo tertunduk lesu. Wajahnya di tekuk masam. Ia tak berani menatap wajah Ji Yong. “Mangkanya jangan gombal mulu!” tambahnya sedikit kesal, namun masih di selimuti rasa bersalah
“Iya – iya. I’m fine, udah mukanya jangan di tekuk gitu ah. Tambah jelek entar!”
“Ya udah kalau emang jelek aku pergi aja.” Hyen Soo mengambil tasnya dan bangkit dari tempat duduk.
Ji Yong memegang pergelangan tangannya. Hyen Soo menoleh padanya dan menatap matanya dalam.
“Kalau kamu pergi, siapa yang bayar makanannya?”
Hyen Soo memicingkan matanya, “Oppa bercanda kan?”
Ji Yong menggelengkan kepalanya, “Aku serius!”
Oppa!” teriak Hyen Soo kesal dan membuat semua mata tertuju padanya.
“Bantuin aku ngitung jumlah salju yang lagi turun di luar yuk!” Mata Ji Yong berbinar – binar.
Dahi Hyen Soo berkerut. Ia memicingkan matanya dan mengamati mata Ji Yong dengan seksama. “Idih kerajinan, buat apa? Aku gak bisa, banyak banget!” Hyen Soo melipat kedua tangannya di depan dada.
“Nah, sebanyak itulah cintaku ke kamu.” Mata Ji Yong menatap wajah Hyen Soo dengan intens. Hyen Soo tak berkutik mendapati dirinya di amati Ji Yong sampai sebegitunya. Ia hanya tersenyum malu tanpa melakukan apapun. Takut kalau nanti melakukan hal yang berlebihan lagi dan membuat Ji Yong jadi korbannya.
“I’m fine. Don’t worry okay?”
Hyen Soo mengangguk dan tersenyum.
******
Setelah selesai menikamti makanan di Hello Kitty Cafe. Ji Yong mengajak Hyen Soo ke Myeongdong naik subway station Line 4[10]. Selama di perjalanan, Ji Yong mengenggam tangan Hyen Soo erat dan enggan untuk melepaskannya. Setelah sampai di Myeongdong Stasiun, Ji Yong menggandeng tangan Hyen Soo untuk keluar lewat exit nomor enam.
Mata Ji Yong berbinar begitu melihat keripik kentang yang di tusuk dengan irisan spiral terlihat di depan matanya. Ia menarik tangan Hyen Soo menuju kedai tersebut dan menyerobot orang – orang yang sudah datang duluan. Dari belakang Ji Yong dapat melihat kripik spiral yang baru diangkat dari penggorengan itu diolesi  keju manis. Tanpa terasa setetes air sebening kaca jatuh dari mulutnya.
Jinja massigetta[11].” Tetesan air itu kembali meluncur dari mulutnya. Hyen Soo yang berdiri di belakangnya hanya mampu geleng – geleng kepala melihatnya.
It’s show time!” teriak Ji Yong.
Mata Hyen Soo terbelalak lebar melihat Ji Yong yang langsung menyambar semua keripik kentang yang baru saja selesai di olesi dengan keju tanpa rasa bersalah. Ia sampai menjilati sisa – sisa keju yang ada di tangannya. Setelah puas makan keripik kentang, Ji Yong menarik tangan Hyen Soo menuju ke kedai sebelah dan memakan beberapa kimbab[12].
Kedai sasaran Ji Yong selanjutnya adalah tteokbokki[13]. Ji Yong melahap beberapa tteokbokki yang berada di depan matanya dengan lahap. Sampai sausnya tumpeh – tumpeh.
“Ji Yong?” panggil Hyen Soo.
“Hmm?” Ji Yong menghentikkan aktivitas makannya dan menoleh pada Hyen Soo yang tiba – tiba memanggilnya.
Hyen Soo mengusap saus yang belepotan di sekitar mulut Ji Yong dengan lembut. Ji Yong hanya mampu tertawa polos seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru.
“Rrrgg..” Suara sendawa Ji Yong terdengar dengan sangat keras.
Hyen Soo meneguk ludahnya dalam. “Udah puas makannya?”
Ji Yong mengangguk dengan semangat.
“Sekarang kita beli baju, yuk?
“Hah? Tunggu dulu!”
“Apa lagi?”
“Masih ada yang kurang!”
Dahi Hyen Soo berkerut mendengar kata ‘masih ada yang kurang’ keluar dari mulut Ji Yong. Ia meneguk ludahnya dalam dan membuka  dompetnya, menghitung total isinya dengan hati – hati.
“Tenang aja, kali ini aku yang bayar!”
“Yakin?”
Ji Yong hanya menjawabnya dengan anggukan kepala dan kembali mengajak Hyen Soo untuk berwisata kuliner.
“Penutup yang sempurna!” pekik Ji Yong begitu melihat sebuah kedai yang menjual odeng dan kebetulan sedang sepi.
            “Ah, odeng ahjumma[14] emang paling the best!” Ji Yong memperlihatkan jempol tangannya kepada ahjumma penjual odeng seraya tersenyum.
            “Kamu mau coba juga?” Ji Yong menyodorkan beberapa tusuk odeng kepada Hyen Soo. Namun, Hyen Soo menggeleng dan tersenyum kepadanya.
            “Ini enak lo!” tawarnya lagi.
            No, thank’s.”
            “Ya sudah kalau tidak mau!”
            Ji Yong kembali ke aktivitasnya untuk melahap tusuk demi tusuk odeng. Tanpa terasa ini sudah tusuk ke lima belas yang ia makan.
            Oppa, aku tidak punya cukup uang untuk membayar semua tusuk odeng yang telah kau makan!” Mata Hyen Soo terbelalak lebar tak percaya melihat Ji Yong yang menghabiskan banyak tusuk odeng.
            “Aku sudah bilang padamu bukan kalau aku yang akan membayarnya? Jadi kau tenang saja!” jelas Ji Yong enteng.
            Hyen Soo mulai bosan dan ingin meninggalkan Ji Yong. Baru beberapa langkah ia berjalan, tiba – tiba nampak bayangan Ha Yi yang berjalan ke arahnya dari kejauhan. Hyen Soo langsung kembali pada Ji Yong dan menepuk bahunya dengan keras berulang kali.
            Ji Yong yang kaget karena tiba – tiba bahunya di tepuk oleh Hyen Soo menjadi tersedak. Dia batuk – batuk sampai membuat ahjumma penjual odeng ikut khawatir.
            Hyen Soo memiringkan wajahnya untuk melihat Ji Yong. “Mianhae, oppa. Aku terlalu terkejut melihat…”
            “Melihat apa?” tanya Ji Yong setelah berhasil memeperoleh minum dan menyembuhkan rasa tersedaknya.
            “Hhha Yii!”
            Mwo? Ha Yi? Dimana – dimana? Ji Yong mengedarkan matanya ke sekitar, mencari keberadaan Ha Yi.
            “Disana!” Hyen Soo menunjuk ke arah datangnya Ha Yi. Ji Yong menoleh ke arah tangan Hyen Soo menunjuk. Walaupun masih cukup jauh, namun  Ji Yong dapat melihat bahwa itu memang benar – benar Ha Yi.
            “Mau apa dia?” tanya Ji Yong bingung. Bibirnya bergetar. Tangannya membuka dan menutup secara bergantian. Keringat basah jatuh mengucur melewati dahinya.
            “Ya, mana aku tahu! Mungkin saja dia mau marah – marah pada oppa!”
            “Padaku? Kenapa harus aku?”
            Oppa kan pacar yang telah mengkhianatinya.”
            “Dan kau sahabat yang bermuka dua!”
            Hyen Soo berdecak pinggang, “Mwo?” Matanya menatap tajam ke arah Ji Yong. Tubuh Ji Yong semakin bergetar hebat.
            Annyeong[15]!” ungkap Ha Yi menyapa.
            Annyeong,” jawab Ji Yong dan Hyen Soo hampir bersamaan.
            “Kamu kenapa, oppa? Kok keringetan gitu? Bukankah suhu udara di sekitar sini minus dua derajat celcius? Aku aja kedinginan, masak oppa malah kepanasan, sih?”
            “Aku bbbaaik – bbaik aja kok, Yi!” jawab Ji Yong terbata.
            “Oh ya, aku kesini cuma mau salaman sama Hyen Soo!” Ha Yi mengulurkan tangannya di depan Hyen Soo.
            Dahi Hyen Soo berkerut, salah satu alisnya terangkat.
            “Selamat atas hari jadimu sama bekas pacarku, ya!” ucap Ha Yi seraya tersenyum.
            “Itu senyum ucapan selamat atau penghinaan ya?” tanya Hyen Soo sinis.
            “Aku udah relain Ji Yong oppa sama kamu kok. Aku tahu kalau bumi ini terus berputar dan nggak selamanya Ji Yong oppa sama aku terus kecuali dia memang benar – benar jodohku. Tadi aku melamun di dekat jendelaku dan menemukan sesuatu yang baru.”
            Alis Hyen Soo berkerut, “Sesuatu yang baru?”
            “Iya, semacam semangat baru. Aku melihat langit, aku iri dengan mereka. Aku ingin menjadi awan yang bisa terbang bebas di angkasa tanpa merasakan apa itu rasa cinta dan kecewa. Tapi aku tersadar dari rasa itu, justru rasa itulah yang membuat hidup berwarna. Kehilangan memberi arti memiliki, dan kecewa memberi arti rasa bahagia,” jelas Ha Yi.
            “Aku nggak mau persahabatan kita jadi rusak cuma gara – gara Ji Yong oppa, Hyun!” Setetes air mata yang bening jatuh dari pelupuk mata Ha Yi.
            “Terus kamu maunya gimana?” tanya Hyen Soo.
            Ha Yi meraih tangan Hyen Soo yang bebas dan mengenggamnya. “Aku mau kita tetep temenan sampai kapan pun dan nggak akan berpisah kecuali ajal yang memisahkan kita.”
            Hyen Soo terdiam sejenak, memikirkan apa yang di katakan Ha Yi tadi. Beberapa detik kemudian senyum terukir dengan manis di sudut bibirnya. “Aku minta maaf ya, Yi. Aku udah salah!” Hyen Soo mendekat ke arah Ha Yi dan mendekapnya.
            “Enggak Hyun, kamu nggak salah!”
            “Ih, so sweet banget sih! Aku boleh ikut pelukan nggak?” tanya Ji Yong yang sedari tadi hanya bengong melihat percakapan Hyen Soo dan Ha Yi.
            “Enggak!!” jawab Ha Yi dan Hyen Soo kompak.
            Tiba – tiba datang seorang ahjumma membawa teflon dari  belakang Ji Yong.
Plak..
            Teflon itu sukses mendarat di kepala Ji Yong. Seketika si empunya kepala jatuh dan tertidur di atas trotoar. Mulut Ha Yi dan Hyen Soo menganga lebar melihat apa yang di lakukan ahjumma tadi pada Ji Yong.
            “Maafin anak ahjumma yang masih SMP ini ya. Maklum, dia agak… ya kalian tahu sendirilah!”
            Mwo? SMP?” Hyen Soo dan Ha Yi saling menatap satu sama lain.
            “Iya, dia masih SMP. Cuma wajah sama badannya aja yang kelihatan gede. Tapi pemikirannya masih kekanak – kanakan dan nakal banget! Oh, ya uang yang dia habisin berapa? Sini biar ahjumma ganti?” tanya ahjumma seraya melemparkan pandangan ke arah Hyen Soo dan Ha Yi.
            Seketika Hyen Soo dan Ha Yi mengikuti langkah Ji Yong untuk jatuh dan tidur di atas trotoar.
-THE END-



[1] Hallo
[2] Oh My God
[3] Ikan yang di tusuk – tusuk, yang biasanya direbus dan cara memakannya dengan menggunakan kaldu kuah panas.
[4] I love you
[5] Laki - laki
[6] Terima kasih
[7] Apa
[8] Iya
[9] Maaf
[10] Line berwarna biru
[11] Enak
[12] Sushi ala Korea
[13] kue beras yang diiris dan direbus dalam sauce pedas, asam. Biasanya sausnya dari pasta cabai, tepung cabai, dan sirup.

[14] Bibi
[15] Hai
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com