Selasa, 27 Januari 2015

LIEBSTER AWARD

0

Okeh langsung aja ya Mbak Rofie yang baik hati dan rajin menabung, saya ngak mau banyak cuap-cuap. Lagi males :v Sindrom Unas :p

Nih peraturannya aku salin ya Mbak :v Makasih juga udah menyertakanku dalam tantangan yang sebenernya aku gak tahu :v Peraturan Liebster Award :
1. Penerima award wajib berterima kasih kepada pemberi award.
2. Penerima award wajib mendeskripsikan 11 fakta mengenai dirinya.
3. Penerima award wajib menjawab 11 pertanyaan yang diberikan oleh si pemberi award.
4. Penerima award wajib memilih 11 blogger lain sebagai nominator award berikutnya, dan berikan 11 pertanyaan untuk mereka.

11 Fakta tentang aku? Hmm... okelah saya nggak akan promosi. Tapi, ah sudahlah lupakan.

1.) Aku orangnya cerewet pake banget (menurut yang orang-orang bilang)
2.) Pelit, apalagi kalo soal makanan. (menurut yang orang-orang bilang juga. Tapi emang iyasih.) Aku gak suka ngasih sesuatu secara 'cuma-cuma' kayak contekan. Jujur aja. Tapi somehow, kalo mood lagi baik atau entah lagi kerasukan apa jadi baik dan memberi contekan dengan gratis. Hahaha... kalo soal makanan jarang bisa ditawar. Aku pelit. Titik.
3.) Katanya sih, katanya... aku pinter dan pekerja keras. (alhamdulillah)
4.) Katanya sih, katanya juga... aku pantang menyerah dalam menggapai yang aku mau. Guru-guru juga pada sayang sama aku. Dari jaman SD sampe SMK. #ups Yah walaupun ada beberapa yang entah kenapa suka marah-marahin juga :v
5.) Supel dan serampangan orangnya
6.) Apa adanya
7.) Suka SKSD
8.) Biasanya suka keluar dari pakem. Apalagi kalo soal Cinta.
9.) Gampang suka, tapi gampang juga ngelupain. Apalagi kalo disakitin. Uh cepet banget. Tapi entah kenapa, yang kemarin susah lupanya. Mungkin karena ketemu tiap hari kali. Jadi ditambahin deh alasan cepet lupanya. Disakitin dan jarang ketemu :v
10.) Suka iri sama pencapaian yang orang lain dapet. Pengen kayak gitu juga! Hahaha... semacam buat cambuk penyemangat.
11.) Last but least, i love my family, esepecially My Mom. Althought sometimes i making a mess with her.

Award dari Mbak Rofie :

1. Sebelas kata tentang gue? Imut, Unyu, Pamous #ups, Centil (dikit. hahaha :v), Baik, Rajin Menabung (padahal aku gatau juga :p), gaul, banyak temennya, innocent, irit bicara (sama orang yang baru kenal kayak.e) dan yang terakhir... narsis euy!

2. Pernah mampir ke blog gue? Lebih setuju gue nulis cerpen apa curhatan? Pernah. Cerpen aja Mbak. Aku kalo mampir ke blog Mbak Rofie baca cerpennya doang :v

3. Yang cowok: istri idaman lo seperti apa? Yang cewek: suami idaman lo seperti apa? Suami idaman? Ehm... terlalu dini gak sih ngomonginnya? -_- Tapi yaudahlah aku jawab aja :v Suami idaman itu :
- Beriman = Rajin sholat, rajin ngaji (suaranya merdu pas baca al-quran), taat dan patuh sama perintah-Nya
- Sayang banget sama keluarga, terutama ibunya.
- Pekerja keras dan pantang menyerah
- Sayang sama aku :v ahahaha setia juga ye :p
- Kalo romantis dan ganteng boleh dimasukin juga itu nilai plus deh :v

4. Percaya nggak pada cinta pandangan pertama? Cinta pada pandangan pertama? Hmm... i dunno. Gak pernah soalnya. Hahaha... kalo cinta setelah sms-an berhari-hari aku percaya. Tapi ya itu, cintanya cinta monyet :v #ups

5. Pendapat lo tentang kalimat sialan ini, ‘cinta nggak harus memiliki’? Bullshit! Cinta itu pamrih! Yah, semua cinta itu pamrih! Pasti ngarepin balesan. Ngaku aja :v

6. Kalo lo terlahir kembali, lo pengen jadi apa atau seperti apa? Terlahir kembali :') Pengen jadi anak sholeh

7. Kalo lo bisa mutar waktu, lo mau kembali ke masa yang mana dan apa yang mau lo lakuin? Jaman penjajahan Jepang kali. Biar bisa married ama orang Jepang terus diajakin ke Jepang :v #MengarangBebas

8. Kalo lo disuruh Tuhan milih mau punya kekuatan super apa, lo pilih mana? (Salah satu aja). Bisa terbang, bisa ngilang, bisa baca pikiran orang? Bisa berpindah tempat! Capek banget jalan jauh-jauh. Panas euy. Banyak polisi cari duit lagi. (Read:Tilang) Nyebelin!

9. Deskripsikan tentang pacar lo! Atau kalo nggak punya pacar, gebetan deh. Seperti apa dia? Gebetan. Hmm... yang mana ya? Hahahah, buat saat ini nggak ada yang bener-bener lagi tak deketin #songong Fokus ujian kakak :v tapi kalo beberapa bulan yang lalu ada 2. Hahaha...
Yang pertama : Cuek abis! Beneran deh cueknya sadis banget dan gak ketulungan. Wataknya keras juga. Paling nggak bisa romantis! Tapi aku suka waktu dia ngelus kepala :v (kayak kucing aja :p) terus waktu dia berpose ala cowok keren yang ngajakin cewek kencan dan gandengan dengan tangan di pinggang. Ahh... rasanya aku mau terbang. Bahkan mungkin waktu itu pipiku kayak tomat masak juga. Entahlah, aku gak ngaca. Yang pasti salting abis. Hahahaha

Yang kedua : Entahlah ini bisa disebut gebetan atau nggak. Aku bingung. Tapi somehow aku sedikit ada ketertarikan juga. Karena sejujurnya aku tipe cewek yang gampang banget suka sama cowok dan sakit hati. Jadi kalo suka sama cowok (selama masih belum ada ikatan apapun) biasanya nggak deket sama cowok itu aja. Supaya kalo sakit hati nggak terlalu sakit. #abaikan Okeh yang kedua ini orangnya tampang-tampang innocent, putih, unyu, alim, baik hati, dan rajin menabung :v #Eaa Idaman hati para wanita deh. Terbukti dari banyaknya hati para wanita yang luluh waktu dia SMP dan SMK (menurut cerita sih) Selain itu dia orangnya juga simple dan somehow lumayan romantis. Hahahah... walaupun kadang suka malu-malu :p Dia juga nyebelin sih kadang. Suka bikin penasaran. Ah sudah ya segitu dulu Mbak Rofie. Entar kepanjangan -_-

10. Satu lagu dan siapa penyanyinya yang ngegambarin tentang dia (pacar atau gebetan lo), yang kalo lo puter tuh lagu lo langsung inget dia?
Yang pertama : Punya kecenderungan sama lagunya Love is A beautiful Pain (Endless Tears-Jepang). Alasannya nggak usah dijelasin yah. Nyesek. Hahahah
Yang kedua : Cita Citata - Sakitnya Tuh Disini :v Hahaha... milih lagu ini soalnya ada kejadian lucu waktu di kantor dulu. Malem-malem dia nggak sengaja muter lagu itu, suaranya cukup keras dan diledekin satu kantor. Hahahah... aku ngakak abis.

11. Pilih gue apa Dijah Yellow? Dijah Yellow itu siapa ya? Gak kenal. Jadi jawabannya udah bisa nyimpulin sendiri kan ya? :p

Selesaaiiiii... <= kata penutup Mbak Rofie :p Sekarang 11 pertanyaan buat penerima award dari aku ya :p

1.) Mulai suka nulis sejak kapan?
2.) Film yang paling suka kamu tonton berulang kali?
3.) Sebelas kata tentang aku? (asik juga nih Mbak Rofie :p)
4.) Mimpi terbesar dalam hidupmu?
5.) Tipe cewek/cowok idaman?
6.) Ceritain sedikit kencan yang nggak bisa kamu lupain dong! Sebutin juga insisial orangnya :p
7.) Resolusimu tahun ini?
8.) Punya harapan atau kritik dan saran buat aku  atau blog ini? Apa?
9.) Percaya gak sama kalimat "cinta itu buta"? Kenapa?
10.) Hal apa yang bikin kamu mencak-mencak waktu baca novel? (Typo, logika cerita, romantis, alay dll)
11.) Sebutin satu judul lagu yang selalu ngingetin kamu sama si dia!

Udah ah itu aja. Bingung mau nanya apa lagi -_- Okehh... ini dia nominator Liebster Award dari aku :v hehehe :v

2.) Edi Akhiles : ediakhiles.blogspot.com         
3.) Farrah Nanda : farrahnanda.blogspot.com
4.) Inggy Amirullyah : pisacaland.blogspot.com 
6.) Mufidatun Fauziah : loveorbread.blogspot.com
7.) Nufira Stalwart : nufira-stalwart.blogspot.com 
8.) Qurotul Ayun : telagabening.tumblr.com
9.) Reza Nufa : rezanufa.wordpress.com 
11.) Vina Naila Karimah : tintamerahmuda.blogspot.com





Minggu, 25 Januari 2015

Kiss

0



                Di pengujung bulan Desember usia kesembilan belasku, Dokter Ana menyimpulkan aku positif terkena penyakit kuning. Semua ciri-ciri dan diagnosa merujuk ke hasil yang sama. Hepatitis. Namun, Dokter mengatakan jika aku akan baik-baik saja. Hepatitis yang kuderita belum kronis dan masih bisa disembuhkan.
                Masih segar benar diingatanku kala itu Mama menangis cukup keras mendapati hasil diagnosa. Seperti aku akan mati. Padahal, Dokter mengatakan aku akan baik-baik saja. Hanya ada satu hal di dunia ini yang lebih menyebalkan daripada mati gara-gara hepatitis di usia sembilan belas, yaitu punya anak yang mati gara-gara hepatitis.
                Maka disinilah aku sekarang. Tidur di atas ranjang rumah sakit dan tak dapat melakukan aktivitas berarti. Makanan di sini juga memuakkan. Berbau obat dan membuatku kehilangan nafsu makan.
                Satu-satunya penyelamat dari kebosananku di rumah sakit adalah Kelvin. Setiap hari ia menyempatkan datang untuk menjengukku. Sekadar untuk melihat keadaanku atau berbincang. Terkadang, ia juga membawa oleh-oleh. Seperti saat ini, ia membawa setangkai mawar merah yang berduri. Potongan di tangkai mawar itu tampak berantakan. Aku yakin dia baru saja memetiknya di taman belakang kampus.
                “Sungguh kau tak memetik mawar ini di taman belakang kampus?” tanyaku menyelidik. Mataku menyorot tajam ke arahnya. Seperti polisi yang menginterogasi tersangka.
                Kelvin menggeleng, ia menggoyang-goyangkan tangan di depan dada. “Enggak kok. Haha, mana mungkin aku kayak gitu? Aku kan anak baik. Hehe….”
                “Cih….” Aku berdecak mendengar setiap kata bernada memuji diri sendiri yang keluar dari mulutnya. Entah kenapa, sebuah perasaan ganjil tiba-tiba menyelimuti hatiku melihat ia yang tersenyum polos. Hening dan canggung yang berkepanjangan tak dapat terelakkan. Kelvin dan aku saling bertatapan dalam diam. Hanya terdengar suara tetes demi tetes infus yang terhubung dengan tubuhku.
                “Tutup matamu dong!” pintanya memecah keheningan.
                “Hah?”
                “Tutup mata kamu!”
                “Ngapain?”
                “Udah buruan, jangan banyak tanya!” Kelvin pun menarik tanganku dan meletakannya ke depan mata. Ia benar-benar serius dengan apa yang dikatakannya. Membuatku bingung apa maunya. Permintaannya terasa ganjil.
                Sebuah kecupan mendarat di keningku. Tanpa bisa kucegah. Sontak, aku menurunkan tangan dan membelalakan mata. Memelototi seseorang yang telah dengan lancang mencuri ciuman dariku. Namun yang dipandangi justru tertawa cenderung mengejek.
                “Mulai sekarang, kamu milikku. Tak ada yang boleh mendekatimu. Titik. Aku pulang dulu ya. Cepet sembuh.”
                Kelvin kembali mendekatkan kepalanya pada keningku. Tapi, ada yang salah di sini. Aku justru bergeming dan tak melakukan pemberontakan apapun ketika ia mendekat. Aku justru memejamkan mata dan menikmati.
                Bye!” ungkapnya seraya menjulurkan lidah. Bahagia karena berhasil membuatku diam tak berkutik. Menuruti semua yang ia inginkan.
                Aku menghela napas panjang begitu Kelvin dan lambaian tangannya menghilang di balik pintu. Perasaanku tak keruan. Jantung yang berdetak lebih cepat, aliran darah yang tak tepat, dan kesulitan bernapas.
                Sekuat tenaga aku menggeleng dan meyakinkan diri jika hal itu salah. Tak mungkin terjadi. Semua perasaan dan kelakuan anehku ini tak mungkin merujuk pada hal itu. Jatuh cinta. Aku tak boleh menyukainya. Kenyataan bahwa Kelvin adalah anak dari Om Andre yang akan segera menikah dengan Mama membuat kepalaku pening.
                “Ini tak boleh terjadi!”
*
               

#KampusFiksi 1/25/2015 #KataSebuahNapas

Minggu, 18 Januari 2015

Buta

0



 “Saat kakak udah bilang a, i, u, e, o, dan nggak jadi, itu rasanya useless. Semua persiapanku, bener-bener gak guna!”
Detik itu juga, semuanya luruh bersama air mata yang jatuh tanpa bisa kucegah. Rasa sakit, sayang, dan kesal. Aku terduduk di atas aspal di depan perpustakaan. Mengenggam ponsel dengan erat. Tak peduli dengan setiap pasang mata maupun dinginnya angin malam dan air hujan yang menguliti. Rasa sakit yang kau torehkan jauh lebih menyesakkan. Meninggalkan luka yang menganga tanpa bisa diobati.
Aku tahu kamu gak baik. Aku juga tahu setiap kata yang keluar dari mulutmu itu bullshit. Tapi, aku gak bisa nyingkirin kamu dari otakku! Jujur, aku pengen ngelupain kamu. Tapi sialnya, yang terjadi malah sebaliknya. Aku berusaha lebih deket sama kamu walaupun sakit.


#FiksiLaguku #123kata #KampusFiksi 
1/19/2015
Terinspirasi lagu My Dilemma - Selena Gomez

Minggu, 11 Januari 2015

Someone Like You

0



 Clara
            Aku takkan menyalahkanmu jika kau mengatakan aku gila. Pesakitan yang membuang-buang uang hanya karena putus cinta. Yah, rela menggelontorkan uang hampir $ 9.199 hanya untuk berlibur di atas sebuah kapal Seven Seas Voyager selama tujuh belas hari untuk mengarungi Laut Cina Selatan.
            Cinta, sebuah hal magis yang sulit untuk disangkal. Yah, karena saat kau jatuh cinta semua hal yang berhubungan dengannya akan menjadi hal yang menarik. Rela melakukan apapun hanya demi dia. Catat, hanya demi dia! Begitu juga saat putus cinta. Kau rela membuang kewarasan dan masa muda hanya demi memikirkan kenangan dengannya di kamar. Mendekap selama berhari-hari tanpa makan dan minum. Entah berapa kotak tisu yang terbuang dan berceceran di lantai. Aku sudah lupa. Untung saja Mama cepat ambil inisiatif dengan menyuruhku liburan. Kemanapun aku mau. Sehingga tak sampai parah dan masuk rumah sakit jiwa.
            Di sinilah aku sekarang, duduk di atas sofa berwarna coklat muda di balkon belakang kapal. Mataku tak henti memandang lurus ke depan. Walaupun sepanjang mata memandang hanya ada birunya laut dan awan, aku tetap senang. Di tengah suara deburan ombak yang terus menghantam badan kapal dan terik matahari yang menghangatkan tubuh, aku merasakan kedamaian. Entah kapan terakhir kali aku berlibur hingga lupa bagaimana rasanya merilekskan tubuh seperti saat ini.
            Kuteguk segelas cocktail dalam gelas segitiga di meja. Warnanya sebiru lautan di depan mataku. Dengan sepotong lemon sebagai garnish. Aku tak peduli pada kenyataan bahwa liburan kali ini benar-benar menguras kantong. Tapi yang pasti, aku mendapatkan hal setimpal atas apa yang aku keluarkan.
            Dahiku mengernyit mendengar suara piano yang memainkan lagu Someone Like You milik Adele. Kelihaian jemari pemainnya menarikku untuk bangkit dan mendekat. Masuk ke bagian dalam dekat kolam renang. Seingatku di sana ada sebuah grand piano berwarna putih yang tadi malam sempat kugunakan.
***

Evan
            Tepuk tangan riuh menggema di udara begitu lagu milik Adele selesai kumainkan. Orang-orang terlihat begitu bahagia mendengar permainanku. Perlahan, aku bangkit dari kursi dan sedikit membungkuk untuk mengucapkan terima kasih. Namun, tiba-tiba sepasang kaki dengan wedges berpita warna merah muda nampak di depan mataku. Aku pun mendongak dan melihat seorang gadis berambut panjang sepunggung berdiri tepat di hadapanku. Gingsul di bagian kiri giginya membuat senyumnya tampak menawan.
            “Hai…," sapanya.
            Aku pun membalas senyumnya seraya berkata, “Hai, ada yang bisa aku bantu?”
            Suara langkah kaki penonton beradu dengan lantai yang terbuat dari kayu. Sedikit berisik sesungguhnya. Membuatku agak kesulitan mendengarkan kalimat yang dilontarkan gadis di hadapanku.
            “Aku suka permainanmu.”
            “Hah?” Aku menganga mendapati ada seseorang yang mengapresiasi permainanku dan mengatakannya secara langsung. Sangat jarang. Mengingat ini pertama kalinya aku menunjukkan bakat di depan banyak orang. “Terima kasih,” ungkapku sedikit malu-malu.
            “Ehm, mau duduk di sana?” tanyanya seraya menunjuk kursi kosong di depan meja bar. “Aku traktir.”
            “Oke, no problem.”
            Desahan angin yang masuk melalui celah-celah geladak kapal menyapu poninya. Membuat mataku membulat sempurna. Berbinar-binar memperhatikannya yang duduk dengan menyilangkan kaki di atas kursi bar berlapis busa warna putih.
            “Permainan kamu ngingetin aku sama seseorang.”
            “Seseorang?” Dahiku mengkerut.
            “Seseorang yang brengsek.”
            Aku meneguk ludah dalam-dalam melihat kilatan penuh kebencian di matanya. “Sori.”
            Dia menggeleng seraya mengatakan kalau aku tak perlu meminta maaf. Tak ada gunanya. Suara riak air yang menghantam kapal terdengar lembut di telinga. Beriringan dengan hembusan angin yang terus mengajak rambut gadis di depanku menari. Gadis itu menengok ke luar. Matanya menyipit memperhatikan satu titik yang kulihat tak ada apa-apa selain laut dan awan yang biru.
            “Kita akan segera sampai,” ungkapnya gembira.
            “Sampai?” tanyaku tak mengerti.
            “Bisakah lain kali kau memainkan lagu itu untukku? Mungkin kau bisa menghapuskan kenangan buruk dalam lagu itu.”
            Aku mengangguk. “Tentu.”
            Gadis itu pun turun dari tempat duduknya. Melangkahkan kakinya pergi meninggalkanku sendirian. Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Reflek, tanganku terulur ke depan dan berteriak, “Tunggu!”
            Gadis itu pun berhenti berlari. Ia memutar tubuhnya dan menatapku penuh tanya.
            “Aku belum tahu siapa namamu?!”
            “Clara. Kau bisa memanggilku Clara.”
            Ia pun kembali memutar tubuhnya dan pergi menjauh. Clara, akan kuingat baik-baik nama itu. Seorang gadis bergigi gingsul yang punya trauma dengan lagu Someone Like You.
***

#KaramDalamKata #KampusFiksi -11 Januari 2014- 661 kata

Sabtu, 13 Desember 2014

Di Pagi Hari

0



 Tatkala mentari mulai menyingsing
Beriringan dengan Dewi Malam yang tenggelam
Dibalut embun-embun di dahan
Diselimuti asap kendaraan yang mulai bertebaran
Rintik-rintik air langit turun
Menciumi bumi
Menemaniku duduk di tepi

Satu menit
Dua menit
Lima menit
Sepuluh menit
Masih juga tak nampak batang hidungmu
Apalagi bayanganmu
Menimbulkan lubang  kegusaran yang menganga di dadaku

Jalan raya tak lagi lenggang
Ditemani nyala lampu merah yang garang
Dikerubuti oleh bebek-bebek pemakan bensin
Yang berbondong-bondong memperebutkan posisi paling depan
Tak lama, kegarangan lampu merah surut
Disusul kejayaan lampu hijau yang mulai beringsut
Menciptakan guratan senyum pada wajah muda-mudi yang bersih dari keriput

Tepat ketika wajahku berpaling
Akan jengahnya jalan raya di kota
Batang hidungmu muncul di hadapanku
Tepat di depan mataku
Ah ralat, tak hanya batang hidungmu
Namun dirimu
Beserta motor bebek andalanmu

Kau melempar senyum padaku
Yang tak pernah gagal menyihirku
Menciptakan imajinasi luar biasa hebat dalam memori otakku
Seperti candu
Yang sukses membuatku ketagihan dan tersipu malu
Lalu lupa akan waktu
Yang terus bergerak maju

Kududukan diriku, tepat di belakang tubuhmu
Aromamu, tanpa permisi menusuk hidungku
Ketika kata “sudah” keluar dari bibir merahku
Kau pun menginjak pedal gas di bawah kakimu
Melajukan motor bebekmu
Membelah jalanan kota yang basah
Di pagi hari

#BunyiPuisi
14 Desember 2014

https://soundcloud.com/feni-yuli/di-pagi-hari
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com